Berikut ini kami nukilkan 10 manfaat shalat berjama’ah dari buku beliau yang telah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia.
1. Shalat berjama’ah adalah bentuk memakmurkan rumah Allah.
Dalam Al Qur’an surat At-Taubah: 18 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”
Dalam Al Qur’an surat At-Taubah: 18 Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,“Hanyalah yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian, serta tetap mendirikan shalat, menunaikan zakat, dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah. Maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapatkan petunjuk.”
2. Termasuk tujuan pokok Islam yang paling agung.
Allahu Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS Al Baqarah: 43)
Allahu Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat, dan ruku’lah bersama orang-orang yang ruku’.” (QS Al Baqarah: 43)
Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Tangan Allah bersama jama’ah (umat Islam).” (HR. at-Tirmidzi, lihat Shahih Sunan at-Tirmidzi 1760)
Nabi juga bersabda yang artinya, “Berjama’ah (bersatu) adalah rahmat dan perpecahan adalah adzab.” (HR. Ahmad 17891, 17982; Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah 93 (Zhilal al-Jannah), dan dihasankan oleh Al Albani dalam Zhilal al-Jannah fi Takhrij as-Sunnah dan as-Silsilah ash-Shahihah 667 Ed. T.)
Karena itulah banyak ibadah yang disyariatkan secara berjama’ah seperti ibadah haji, puasa, shalat Jum’at, shalat berjama’ah, shalat pada dua hari raya, tarawih, dan sebagainya.
3. Lebih utama dari pada shalat sendirian.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Shalat berjama’ah itu lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendirian.” (HR. Bukhari 645, Muslim 650)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Shalat berjama’ah itu lebih utama 27 derajat dari pada shalat sendirian.” (HR. Bukhari 645, Muslim 650)
Dalam hadits lain disebutkan, “(lebih utama) 25 derajat.” (HR. Bukhari 646, Muslim 649)
4. Menjauhkan seorang muslim dari sifat munafik.
Di antara sifat orang munafik yaitu meninggalkan shalat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam yang artinya, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik melebihi (beratnya) shalat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang meskipun dengan merangkak…” (Muttafaq’alaih, lihat al-lu’lu’ wal Marjan 383)
Di antara sifat orang munafik yaitu meninggalkan shalat berjama’ah, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu ‘alaihi Wasallam yang artinya, “Tidak ada shalat yang lebih berat bagi orang munafik melebihi (beratnya) shalat Shubuh dan Isya’. Dan seandainya mereka mengetahui pahala pada keduanya, niscaya mereka akan datang meskipun dengan merangkak…” (Muttafaq’alaih, lihat al-lu’lu’ wal Marjan 383)
5. Shalat berjama’ah adalah di antara sebab dosa diampuni.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Jika imam mengucapkan, ‘Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin’, maka ucapkanlah ‘amin’. Karena sesungguhnya siapa yang mengucapkannya bersamaan dengan ucapan (amin) malaikat, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq’alaih, lihat al-lu’lu’ wal Marjan 231)
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam bersabda yang artinya, “Jika imam mengucapkan, ‘Ghairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhallin’, maka ucapkanlah ‘amin’. Karena sesungguhnya siapa yang mengucapkannya bersamaan dengan ucapan (amin) malaikat, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaq’alaih, lihat al-lu’lu’ wal Marjan 231)
Rasulullah juga bersabda yang artinya, “Jika imam mengucapkan ‘Sami’allahu liman hamidah’, maka ucapkanlah ‘Allahumma robbana lakal hamd’. Karena sesungguhnya siapa yang ucapannya bersamaan dengan ucapan malaikat, niscaya akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.”(Muttafaq’alaih, lihat al-lu’lu’ wal Marjan 229)
Selain itu Rasulullah juga bersabda yang artinya, “Barang siapa berwudhu untuk shalat dan ia menyempurnakan wudhunya, lalu berjalan (untuk menunaikan) shalat wajib. Dan ia shalat bersama manusia atau bersama jama’ah atau di dalam masjid, niscaya Allah akan mengampuni dosa-dosanya.” (HR. Muslim, lihat Mukhtashar Muslim 132)
6. Orang yang senantiasa shalat berjama’ah berada dalam naungan Allah pada hari kiamat, dimana tidak ada naungan kecuali naungannya.
Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda yang artinya, “Tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat di saat tiada naungan selain naunganNya… laki-laki yang hatinya senantiasa tertambat pada masjid-masjid.” (lihat al-lu’lu’ wal Marjan 610)
Dalam Shahihain, dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi bersabda yang artinya, “Tujuh golongan manusia yang akan dinaungi Allah pada hari kiamat di saat tiada naungan selain naunganNya… laki-laki yang hatinya senantiasa tertambat pada masjid-masjid.” (lihat al-lu’lu’ wal Marjan 610)
7. Shalat berjama’ah adalah pembantu paling kuat untuk shalat tepat waktu.
Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ummi Farwah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah ditanya,
“Amalan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada wal waktu.” Dalam sebuah riwayat Muslim disebutkan, “Amal yang paling utama yaitu shalat pada waktunya dan berbakti pada ibu bapak.” (Lihat Shahil al-Jami’ 1093, 1094)
Abu Dawud dan at-Tirmidzi meriwayatkan dari Ummi Farwah radhiyallahu ‘anha, ia berkata,“Rasulullah Shallallahu ‘alaihi Wasallam pernah ditanya,
“Amalan apa yang paling utama?” Beliau menjawab, “Shalat pada wal waktu.” Dalam sebuah riwayat Muslim disebutkan, “Amal yang paling utama yaitu shalat pada waktunya dan berbakti pada ibu bapak.” (Lihat Shahil al-Jami’ 1093, 1094)
Dan lebih dari itu Allah telah mengancam orang-orang yang lalai dari shalat dan menunda-nunda hingga habis waktunya dengan firmanNya, yang artinya, “Maka celakalah bagi orang-orang yang shalat, yaitu orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya’ dan enggan (menolong) dengan barang berguna.” (QS Al Ma-un 4-7)
8. Orang yang menghadiri shalat berjama’ah selamat dari kelalaian.
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa keduanya mendengar Rasulullah bersabda yang artinya, “Sungguh beberapa kaum benar-benar menghentikan (meninggalkan) kebiasaannya shalat berjama’ah, atau Allah akan benar-benar mengunci mata hati mereka, lalu mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lalai.” (Shahih Sunan Ibnu Majah 646)
Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma bahwa keduanya mendengar Rasulullah bersabda yang artinya, “Sungguh beberapa kaum benar-benar menghentikan (meninggalkan) kebiasaannya shalat berjama’ah, atau Allah akan benar-benar mengunci mata hati mereka, lalu mereka benar-benar termasuk orang-orang yang lalai.” (Shahih Sunan Ibnu Majah 646)
9. menumbuhkan rasa kedekatan, persaudaraan, dan kasih sayang sesama muslim.
Nabi menganjurkan agar kita meluruskan shaf dan tidak berselisih (bengkok dan berpencar), seraya menjelaskan bahwa yang demikian itu adalah sebab bersatunya hati.
Nabi menganjurkan agar kita meluruskan shaf dan tidak berselisih (bengkok dan berpencar), seraya menjelaskan bahwa yang demikian itu adalah sebab bersatunya hati.
Dalam sebuah riwayat disebutkan yang artinya, “Dan janganlah kalian berselisih (bengkok dalam shaf), karena hal itu akan mengakibatkan berselisihnya hati.” (Lihat Shahih al-Jami’ 961)
10. Shalat berjama’ah menampakkan kekuatan umat Islam.
Shalat berjama’ah menampakkan kekuatan umat Islam siang dan malam, juga menampakkan jumlahnya yang besar. Disamping membuat kesal orang munafik dan kafir.
Shalat berjama’ah menampakkan kekuatan umat Islam siang dan malam, juga menampakkan jumlahnya yang besar. Disamping membuat kesal orang munafik dan kafir.
Syaikh Abdurrahman as-Sa’di berkata yang artinya, “Pengaruh (positif) dari konsekuensi amal seorang hamba akan mendatangkan pahala yang besar bagi dirinya.” (Lihat Tafsir Ibnu Sa’di dalam menjelaskan QS at-Taubah: 120)
===o0o===
“Berbagai manfaat ini kami (penulis buku -adm) sebutkan hanyalah sebagai taghrib (dorongan) dan tasyji’ (motivasi) bagi orang yang melakukannya (shalat berjama’ah -adm), sekaligus peringatan bagi mereka yang malas.” Demikian penggalan kalimat Abu Abdillah di akhir pengantarnya.
Semoga kita diberi kemudahan dari Allah untuk melaksanakan shalat wajib berjama’ah.
sumber http://alhidayahpurwosari.or.id/2014/01/17/10-manfaat-shalat-berjamaah/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar