1. Pada tahun 2007 silam, Vardy pernah digaji sebesar 30 poundsterling
Sangat sulit untuk dipercaya bahwa Vardy dulu pernah menerima gaji sebesar 30 poundsterling ( sekitar Rp 600 ribu ), jika melihat prestasi dan penampilannya saat ini. Duit sebesar itu diterima Vardy di awal kariernya di Stocksbridge Park Steels pada 2007. Delapan tahun sudah berlalu dan kini ayah seorang anak itu sudah menjadi buruan klub besar seperti MU.
2. Dia menjadi top skor Liga Inggris pada tahun 2015
Dengan skill dan permainannya yang luar biasa, Vardy menjadi top skor Liga Primer Inggris dengan 12 gol atau unggul lima gol dari Odion Ighalo, Romelu Lukaku dan Riyad Mahrez. Penampilan mengesankan Vardy berbuah kepercayaan dari Roy Hodgson untuk mendapat satu tempat di timnas Inggris. Jamie Vardy tengah menjadi buah bibir di Liga Primer Inggris menyusul penampilan ciamik bersama Leicester City. Sementara ini pria 28 tahun itu menjadi pemain tersubur di negeri Ratu Elizabeth.
3. Karna tidak memenuhi kualifikasi, ia pernah ditendang dari akademi sepakbola
Jamie Vardy lahir pada 11 Januari 1987 di Sheffield, sebuah kota di South Yorkshire, Inggris. Seperti banyak anak lain di Sheffield saat itu, masa kecilnya dipenuhi mimpi untuk menjadi pesepakbola hebat. Jadi tugang gocek bola yang mengangkat prestasi klub kesayangan kota kelahiran. Klub itu adalah Sheffield Wednesday, yang berlaga di kompetisi Championship. Kompetisi kasta kedua dalam sistem liga di Inggris setelah Premier League. Didorong mimpinya, Vardy kecil belajar dan berlatih sepakbola di akademi sepakbola Sheffield Wednesday. Namun sayang, di usia 16 tahun, usia ideal seorang pesepakbola memulai karir senior dan profesionalnya, Vardy justru dianggap tidak memenuhi kualifikasi. Ia ditendang dari akademi Sheffield Wednesday. Bahkan di awal karir sebagai pesepakbola, Vardy muda harus mengalami pengalaman yang mematahkan hati.
4. Mengambil kerja sampingan sebagai buruh pabrik
Tidak diterimanya dari akademi Sheffield, tidak membuat Vardy patah semangat. Dia terus berusaha dan akhirnya dia menjalani karirnya di dunia sepakbola bermain pada sebuah klub amatir, Stocksbridge Park Steels. Karna bayaran yang ia terima tidaklah mencukupi, akhirnya Vardy terpaksa untuk mencari penghasilan lain sebagai buru pabrik. Siang hari dia bekerja berjam-jam kemudian bermain sepakbola pada malam hari. Ia bekerja sebagai teknisi serat karbon. Memasukkan fiber ke dalam cetakan di pabrik. Ia mengambil ekstra shift dengan bayaran USD 45 per minggu. Beban pekerjaan di pabrik itu menyebabkan keluhan punggung yang dideritanya hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar